HukumID.co.id, Jakarta – Bertempat di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara Jakarta Selasa (1/10/2024) Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo menerima panitia seleksi calon pimpinan dan dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029. Dalam keterangannya kepada awak media, Ketua Pansel Capim dan Cadewas KPK, Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan bahwa pada pertemuan tersebut para anggota pansel menyerahkan menyerahkan hasil akhir seleksi calon pimpinan dan dewan pengawas KPK.
“Bapak Presiden meminta kepada kami untuk menyampaikan kepada teman-teman media dan sekaligus nanti akan menyampaikan 10 (nama) calon pimpinan dan 10 (nama) calon dewas KPK melalui website seperti biasa,” kata Yusuf Ateh.
Ditambahkan Arif Satria, Wakil Ketua Pansel Capim dan Cadewas KPK, kesepuluh nama calon pimpinan dan dewan pengawas tersebut selanjutkan akan disampaikan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Setelah itu, lanjut Arief, sekretariat pansel akan segera mengumumkan daftar nama tersebut kepada publik.
“Alhamdulillah Bapak Presiden akan meneruskan nama-nama tersebut ke DPR. Insyaallah dalam waktu singkat ini, jadi tim sekretariat sedang mempersiapkan untuk menyampaikan daftar nama melalui website seperti biasanya,” terangnya.
Masih kata Arif Ateh, pada pemilihan capim dan cadewas KPK, sejumlah kriteria calon telah ditetapkan dan menjadi bahan pertimbangan mulai dari reputasi hingga kepercayaan publik. Kata Arief, bahwa penetapan aspek penilaian tersebut juga berdasarkan atas masukan dari berbagai kalangan.
Dalam proses seleksi tersebut, Arief mengatakan bahwa pansel juga memeriksa rekam jejak dari para calon serta mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Menurutnya, masukan tersebut didapatkan dari berbagai instansi pemerintah yang memiliki kewenangan dan kompetensi dalam melihat rekam jejak.
“Kemudian juga dari masyarakat karena unsur masyarakat menjadi salah satu komponen penting dan menjadi bahan pertimbangan kami dalam menentukan keputusan akhir. Jadi saya kira variabel-variabel sangat komprehensif,” tambahnya.
Untuk itu, pansel pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan pansel capim dan cadewas KPK selama proses seleksi.
“Kami ucapkan terima kasih kepada media, terima kasih kepada seluruh unsur masyarakat yang telah memberikan dukungan kepada kami, memberikan informasi, masukan dan juga bahkan memberikan kritik. Saya kira itu hal yang sangat penting bagi kami dalam menentukan proses seleksi ini,” imbuhnya.
Bola di Tangan DPR
Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap menyampaikan kepada media bahwa tugas Pansel telah berakhir dengan terpilihnya 10 nama Capim dan Cadewas KPK. Namun menurut Yudi kerja pansel tidak tuntas, masih ada banyak hal yang bisa disoroti dari nama nama yang lolos mulai dari kinerjanya dimasa lalu maupun rekam jejaknya.
Namun Yudi menyatakan bahwa Pansel telah berani untuk memilih terutama 10 capim untuk menjadi nakhoda KPK ke depan tentu dengan pertimbangan matang diantara mereka.
Tentu ini akan dimintai tanggung jawab jika capim ini juga gagal memberantas korupsi seperti periode pimpinan saat ini. Padahal sebenarnya yudi berharap 10 nama yang terpilih sudah klir rekam jejaknya sehingga siapapun dipilih dpr, tidak perlu was was.
Kembali lagi ke 10 nama, mantan ketua wadah pegawai KPK ini mengatakan bahwa kini bola ada ditangan DPR siapa 5 pimpinan definitif yang akan mereka pilih.
Tentu ini adalah keputusan politik namun yudi berharap DPR apalagi baru dilantik tentu mempunyai semangat baru terhadap pemberantasan korupsi. Yudi berharap ada 3 rambu rambu yang menjadi arahan dpr dalam memilih capim KPK yaitu tidak mempunyai rekam jejak bermasalah, bukan merupakan calon titipan, dan memastikan ada komposisi yang proporsional mulai dari latar belakang penegak hukum, akademisi/profesional, lembaga negara, pemerintah, hingga keterwakilan perempuan.
Adapun 10 nama yang ditetapkan Panitia Seleksi yang diketuai Muhammad Yusuf Ateh pada 1 ktober 2024 adalah (menurut abjad) Agus Joko Pramono, Ahmad Alamsyah Saragih, Djoko Poerwanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Ida Budhiati, Johanis Tanak, Michael Rolandi Cesnanta Brata, Poengky Indarti dn Setyo Budiyanto.
(Lian Tambun)